Minggu, 24 Maret 2013




PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR MELALUI MEDIA FILM TERHADAP PENINGKATAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 9 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Very Bagus Sulistiyo
NPM : 08110397

Abstrak.  Pengaruh Layanan Informasi Karir Melalui Media Film Terhadap Peningkatan Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII SMK NEGERI 9 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi. Semarang : Fakultas Ilmu Pendidikan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan IKIP PGRI Semarang, Februari 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh layanan informasi karir melalui media film terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh layanan informasi karir melalui media film terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013. Populasi penelitian adalah siswa kelas XII SMK N 9 Semarang Tahun pelaran 2012/2013 sejumlah 144 siswa. Sampel penelitian diambil dengan teknik Purposive Sampling, sehingga diperoleh jumlah sampel 36 siswa. Teknik pengambilan data menggunakan skala psikologis. Hasil uji validitas skala psikologis minat berwirausaha diperoleh butir skala psikologis yang valid 39 dan 9 butir  tidak valid digugurkan dengan koefisien realibilitas sebesar 0,850. Perhitungan r tabel N= 36 sebesar 0,329.Pengujian hipotesis menggunakan uji t. Diperoleh hasil thitung sebesar = 18,110 selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan db N-1 = 36-1 = 35 yaitu sebesar 2,021, maka thitung > ttabel. Dengan demikian koefisien thitung sebesar 18,110 adalah signifikan pada taraf signifikan 0,05. Atas dasar perhitungan tersebut maka hipotesis alternatif Ha yang berbunyi “layanan informasi karir melalui media film terbukti berpengaruh terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013” diterima. Sedangkan Ho yang berbunyi “layanan informasi karir melalui media film terbukti tidak berpengaruh terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013” ditolak.. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “Ada Pengaruh layanan informasi karir melalui media film terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013” terbukti kebenarannya.
Kata Kunci : Layanan informasi, Media film, Minat berwirausah

A.     PENDAHULUAN

Ragam pekerjaan dan profesi terus menerus bertambah seiring tuntutan kebutuhan zaman. Sarana untuk memperoleh informasi karir tersebut dapat diperoleh malalui beragam media, contohnya selebaran, koran, majalah, poster, radio, televisi, internet, dan lain-lain. Dengan demikian, informasi mengenai karir dapat lebih mudah tersampaikan kepada para siswa lulusan. Para lulusan juga lebih mudah untuk memilih karirnya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Kemampuan dan minat yang dimiliki para lulusan dapat menjadi modal utama untuk berwirausaha. Agar para lulusan bisa mencukupi biaya hidup atau perekonomian keluarganya. Untuk dapat mengurangi sulitnya mencari lapangan kerja yang diinginkan siswa dan sesuai pendidikan yang telah ditempuhnya. Jadi siswa bisa memenuhi kebutuhan hidupnya seiring banyaknya pengangguran yang dialami oleh para lulusan di luar sana.
Melihat banyaknya tantangan dalam dunia kerja, dan sulitnya seseorang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, serta sempitnya peluang kerja, seharusnya para lulusan memanfaatkan bakat dan kemampuan untuk membangun suatu usaha. Tujuannya agar para lulusan tidak kebingungan mencari pekerjaan yang sudah jelas memiliki banyak kompetitor. Salah satu sarana yang dapat membantu siswa untuk menghadapi situasi tersebut melalui wirausaha yang sesuai dengan keterampilan, dan bakat yang dimiliki, agar mengurangi pengangguran dan menambah daya tampung tenaga kerja, sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan. Selain itu, dengan membangun suatu wirausaha seseorang dapat menjadi pribadi yang mandiri, jujur, dan tekun dalam menghadapi pekerjaan. Dikarenakan banyak para lulusan yang kesulitan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan latar belakang minimnya biaya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Fenomena tersebut terjadi di SMK Negeri 9 Semarang berdasarkan wawancara pada tangal 11 Juni 2012 yang dilakukan dengan guru Bimbingan dan Konseling (BK) setempat diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa di sekolah tersebut berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Keinginan para lulusan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sangat tinggi, akan tetapi adanya faktor ketidakmampuan biaya, terpaksa harus bekerja dulu untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Akan tetapi yang sangat disayangkan adalah keinginan atau minat mereka untuk bekerja, lebih pada bekerja ke luar kota, atau misalnya saja sebagai karyawan toko, buruh-buruh pabrik. Hal ini dapat menunjukkan rendahnya minat siswa untuk berwirausaha. Padahal di masyarakat terjadi ketatnya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keinginan mereka. Jika hal tersebut dibiarkan, tidak menutup kemungkinan bahwa para siswa akan kehilangan kemandirian mereka dalam berkarir. Siswa akan cenderung menggantungkan nasibnya pada orang lain yang nantinya akan mengurangi daya tampung tenaga kerja sehingga dapat menambah pengangguran di negeri ini yang dalam jangka panjang dapat menghambat pembangunan nasional.
Guru Bimbingan dan Konseling dapat berperan untuk memberikan informasi kepada siswa mengenai minat berwirausaha. Agar para siswa memiliki minat berwirausaha dengan adanya layanan informasi karir yang baik.
Adapun layanan informasi karir yang diberikan kepada siswa tidak hanya seputar informasi studi lanjut saja, akan tetapi juga tentang informasi dan bimbingan untuk membantu siswa dalam mempersiapkan dunia kerja. Tidak semua para siswa yang lulus dari SMK Negeri 9 Semarang dapat melanjutkan pendidikan tinggi, karena sebab yang tidak dapat dihindarkan yaitu ketidakmampuan atau tidak adanya biaya untuk melanjutkan sekolah.
Dalam hal ini layanan informasi karir melalui media film dirasa oleh penulis paling tepat untuk menunjukkan minat kewirausahaan para siswa. Karena, melalui layanan informasi karir dengan media film siswa mendapatkan bantuan untuk memperoleh pemahaman diri dari lingkungannya dengan dunia kerja sesuai dan selaras dengan kemampuan dirinya.
Tayangan film tentang beragam jenis karir membuat siswa akan lebih jelas mengetahui bagaimana pekerjaan itu berlangsung. Siswa dapat membayangkan bagaimana caranya melakukan pekerjaan itu sesuai dengan apa yang dilihatnya. Dengan memperoleh informasi karir melalui media film tersebut, siswa mendapatkan bantuan untuk memperoleh pemahaman diri dari lingkungannya dengan dunia kerja sesuai dan selaras dengan kemampuan dirinya. Peneliti memutuskan untuk memilih memberikan layanan informasi karir melalui media film kepada siswa SMK Negeri 9 Semarang.

B.     RUJUKAN TEORITIS
1.      Layanan Informasi Karir Melalui Media Film
Hallen (2005: 77) mengungkapkan layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik/klien menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan, informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik/klien. Lalu pelayanan bimbingan karir ditujukan untuk mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karir. Menurut Arsyad (2011: 49) film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Jadi Film dapat dikategorikan sebagai sebuah media dengan membawa seni paling banyak (seni suara, musik, drama, menulis, lukisan, dan fotografi) yang dicecap oleh hampir semua indera mausia. Dan film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh.

2.      Minat Berwirausaha

Minat menurut Sukardi (1994: 83), minat merupakan salah satu unsur kepribadian individu yang memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan karir masa depan. Minat mengarahkan tindakan individu terhadap suatu obyek atas dasar rasa senang atau tidak senang, suka atau tidak suka. Perasaan senang dan tidak senang atau suka dan tidak suka merupakan dasar dari suatu minat. Minat seseorang akan dapat diketahui dari pernyataan senang, tidak senang atau suka dan tidak suka terhadap suatu obyek tertentu. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Menurut Slameto (2010: 180) minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Jadi minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri perasaan suka, penuh perhatian dan keterikatan pada suatu hal atau aktivitas sesuai dengan keinginan, untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang berbagai pengetahuan tanpa ada yang menyuruh dan merupakan daya pendorong untuk melakukan apa yang kita inginkan.

C.     METODE PENELITIAN

Penelitian dengan judul pengaruh layanan informasi karir melalui media film terhadap peningkatan minat berwirausaha dilakukan dengan mengambil lokasi di SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013 yang beralamat di Jalan Peterongansari no. 2 Semarang – Jawa Tengah. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai bulan November 2012, dengan rincian :
Rincian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
NO
Tanggal
Kegiatan
1.
30 Oktober 2012
Izin pelaksanaan penelitian di SMK N 9 SMG
2.
1 November 2012
Pelaksanaan uji validitas
3.
5 November 2012
Pelaksanaan pretest
4.
Senin, 12 November 2012
Pemberian layanan Percaya
5.
Senin, 12 November 2012
Pemberian layanan Jalan menuju Wirausaha sukses
6.
Senin, 19 November 2012
Pemberian layanan Berani mengambil resiko
7.
Senin, 19 November 2012
Pemberian layanan Kepemimpinan
8.
Jumat, 23 November 2012
Pemberian layanan Mengidentifikasi Sikap dan Perilaku Wirausaha
9.
Sabtu, 24 November 2012
Pemberian layanan Keorisinilan dan berorientasi ke masa depan
10.
24 November 2012
Pelaksanaan postest

1.      Populasi, Sampel dan Sampling
Sebelum penelitian dilakukan maka perlu ditentukan terlebih dahulu subyek yang akan diteliti, yaitu dengan menggunakan populasi, sample dan sampling.
a.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,2006: 130). Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang akan dijadikan populasi penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013 yang diambil dari empat kelas yang berjumlah 144 siswa. Yang nantinya  satu kelas untuk tryout dan tiga kelas akan diberikan pretest untuk kemudian akan ditentukan sampel penelitian. Tryout akan diambil satu kelas dari kelas yang sudah disajikan yaitu kelas XII Pemasaran 1, kelas tryout tidak akan dijadikan untuk pelaksanaan pretest.

b.      Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Kemudian batas sampel besar adalah N ≥ 30 individu (Sudjana, dalam Anton Sukarno 2002: 58). Jika sampel kurang dari 30 individu maka distribusi frekuensi harus diuji normalitasnya. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, untuk itu sampel yang diambil dari populasi itu harus betul-betul representatif (mewakili).

c.       Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini dipandang lebih efektif dan efisien, dimana teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas dasar adanya tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Dalam hal ini penelitian yang menjadi tujuan adalah siswa dari ketiga kelas yang memiliki minat berwirausaha terendah, yaitu kelas XII AK 3.
2.      Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan dalam penelitan ini menggunakan model rancangan pra-eksperimental. Rancangan pra-eksperimental yang digunakan adalah jenis One group pretest-posttest design, rancangan yang digunakan ini menggunakan kontrol yang minimal. Berikut gambar One group pretest-posttest yang digunakan dalam rancangan pra-eksperimental (Soegeng.Ysh, 2006: 163).
T1                                                                    X                                                                    T2
 
Pre-test                               Treatment                                            Postest


Keterangan :
T 1: pre-test (tes awal)
T2 : postest (tes akhir)
X : treatment (perlakuan)

Hasil dari test awal (pre-test) skala minat berwirausaha sebelum diberikan layanan informasi karir akan menjadi perbandingan dari hasil tes akhir (postest). Postest dilakukan setelah diberi perlakuan informasi karir dengan tujuan untuk mengetahui hasil apakah layanan informasi karir berpengaruh terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa.
Prosedur rancangan One group pretest-posttest yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a).Melakukan test awal, dalam pemberian test awal peneliti memberikan test skala minat berwirausaha yang telah diuji validitasnya. Test awal ini digunakan untuk mengukur skor rata-rata (mean) sebelum responden diberikan suatu perlakuan (pemberian bimbingan karir format klasikal), b). Memberikan perlakuan kepada siswa berupa bimbingan karir format klasikal, c). Melakukan test akhir, test yang diberikan adalah test yang sama dengan test awal yaitu pemberian test skala minat berwirausaha. Hal ini dimaksudkan untuk menetukan ada tidaknya pengaruh dari perlakuan atau pemberian bimbingan karir format klasikal yang diberikan, d). Kemudian jika terdapat suatu pengaruh, maka dapat diuji dengan menggunakan teknik statistik yang sesuai untuk menetukan apakah pengaruh layanan yang diberikan tersebut signifikansi (berarti, bermakna), e). Kemudian memberikan makna hasil pengujian statistik yang dilakukan.

D.     HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi pretest minat berwirausaha siswa

Dari rekapitulasi hasil pretest diperoleh skor terendah 68, skor tertinggi 116, dan rata-rata perolehan skor 97,8889. Maka dapat disimpulkan bahwa perolehan hasil pretest menunjukan tingkat Minat berwirausaha siswa termasuk dalam kategori rendah.
Distribusi Frekuensi Variabel Minat Berwirausaha Pretest
Kelas interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
127 – 156
0
0 %
Sangat Tinggi
98 – 126
15
41,7 %
Tinggi
69 – 97
19
52,8 %
Rendah
39 – 68
2
5,5 %
Sangat Rendah
Jumlah
        36
100 


2.  Deskripsi postest minat berwirausaha siswa

Dari analisis deskriptif hasil posttest diperoleh skor terendah 112, skor tertinggi 141, dan rata-rata perolehan skor 125,056. Maka dapat disimpulkan bahwa perolehan hasil posttest menunjukan tingkat minat berwirausaha siswa termasuk dalam kategori tinggi.
Distribusi Frekuensi Variabel Minat Berwirausaha Postest
Kelas interval
Frekuensi
Persentase
Kategori
127 – 156
17
47,2 %
Sangat Tinggi
98 – 126
19
52,8 %
Tinggi
69 – 97
0
0 %
Rendah
39 – 68
0
0 %
Sangat Rendah
Jumlah
       36
100 %


Bila dilihat dari hasil pretest rata-rata perolehan skor minat berwirausaha sebesar 97,8889 sedangkan hasil posttest rata-rata perolehan skor minat berwirausaha sebesar 125, 056. Dapat disimpulkan bahwa perolehan hasil posttest lebih tinggi dibandingkan hasil pretest dengan selisih skor 27,1671. Selanjutnya dapat dilihat pada gambar.










Rata-rata hasil pretest dan posttest

E.     PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data skala psikologis tentang minat berwirausaha siswa bahwa terdapat pengaruh dalam layanan informasi karir melalui media film terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK N 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013. Hal tersebut dapat diketahui dalam rata-rata sebelum diberi layanan informasi karir melalui media film sebanyak 97,8889. Rata-rata setelah diberi layanan informasi karir melalui media film terdapat sebanyak 125,056. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan informasi karir melalui media film berpengaruh untuk meningkatkan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK N 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dari data pretest diperoleh rata-rata skor sebesar 97,8889 tergolong dalam kelas interval (69-97) berkategori Rendah. Sedangkan data posttest diperoleh rata-rata skor minat berwirausaha sebesar 125,056 tergolong dalam kelas interval (98–126) berkategori tinggi. Rata-rata hasil posttest skala minat berwirausaha siswa menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan rata-rata hasil pretest skala minat berwirausaha siswa dengan selisih skor 27,2. Hal ini disebabkan karena siswa diberikan treatment dengan layanan informasi karir melalui media film.
Hal tersebut berarti semakin sering layanan informasi karir melalui media film diberikan kepada siswa maka minat berwirausaha siswa akan semakin baik dan meningkat. Dengan demikian hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa layanan informasi karir melalui media film terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 9 Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat diterima.
Dari analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji-t (t-test), dapat diketahui bahwa hasil thitung sebesar = 18,110 > ttabel = 2,021 pada taraf signifikansi 0,05 dengan db N-1 = 36-1 = 35 yaitu sebesar 2,021, maka thitung > ttabel. Dengan demikian koefisien thitung sebesar 18,110 adalah signifikan pada taraf signifikan 0,05. Atas dasar perhitungan tersebut maka hipotesis alternatif Ha yang berbunyi “layanan informasi karir melalui media film terbukti berpengaruh terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013” diterima.
Perubahan tersebut dapat terjadi karena dalam pemberian layanan informasi karir melalui media film merupakan suatu bentuk kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan ini ditujukan untuk membekali siswa dengan pengetahuan tentang fakta di berbagai bidang baik pekerjaan (karir) sebagai bahan untuk mengembangkan diri agar siswa memiliki motivasi dalam mengatur dan merencanakan hidupnya sendiri. Berdasarkan hipotesis kerja yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara layanan informasi karir melslui media film terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK N 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013 dapat diterima kebenarannya.

F.      SIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan analisis rumus t-test diperoleh thitung sebesar 18,110 sementara ttabel dengan db N-1 = 36-1 = 35 dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,021. Karena thitung > ttabel, thitung 18,110 > ttabel 2,021. Hal ini berarti layanan informasi karir melalui media film berpengaruh untuk meningkatkan minat berwirausaha. Sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “layanan informasi karir melalui media film terbukti tidak berpengaruh terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013” ditolak, dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “layanan informasi karir melalui media film terbukti berpengaruh terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa kelas XII SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2012/2013” diterima pada taraf signifikan 0,05. Jadi kesimpulannya setelah diberikan layanan adalah adanya pengaruh layanan informasi karir melalui media film terhadap peningkatan minat berwirausaha siswa SMK Negeri 9 Semarang kelas XII.



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. 
Jakarta : Rineka Cipta.
           
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Azwar, Saifudin. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

______. 2010. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Egoprakoso. 2009. Pengertian Film.
8 Agustus 2012
           
                  Guru. 2011. Pengertian Sinematografi (film).
                              (http://www.perpuskita.com/pengertian-sinematografi/126/) : Pukul 20.15
                              WIB. 8 Agustus 2012

Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Ciputat: Quantum Teaching.

Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Prayitno. 1999. Buku III Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah
Umum. Jakarta: PT. Ikar Mandiri

Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.

______.2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada

Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.

Soegeng, A.Y. 2006. Prosedur dan Teknik Menulis karya Ilmiah.Semarang: IKIP
PGRI Semarang Press.

Soegoto. 2009. Entrepreneurship Menjadi Pembisnis Ulung. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo

Sukardi, Dewa Ketut. 1984. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia
Indah.
           
______.1994. Tes Dalam Konseling Karir. Surabaya: Usaha Nasional.

______.1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya:
Usaha Nasional.

______.2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Tim Kewirausahaan SMK. 2002. Kewirausahaan 1 Untuk SMK Kelas 1. Bekasi:
PT Galaxy Puspa Mega.

______.2002. Kewirausahaan 2 Untuk SMK Kelas 2. Bekasi: PT Galaxy Puspa
Mega.

Tohirin. 2009. Bimbingan Dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta:
Andi.

Wingkel dan Hastuti, Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: PT.
Media Abadi.

______.2010. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: PT.
Media Abadi.

Zulkarnain. 2006. Kewirausahaan. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Pengunjung Blog VR Photograpy

free counters